CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Monday, November 10, 2008

Doa dan Cinta


Berdoalah kepadaKu, nescaya akan Kuperkenankan permohonanmu…” (Al-Mukminun: 60)

Firman ini membuatkan hati hamba menyimpan secuil rasa pada Ilahi. Ketika manusia punya keinginan didalam hati, kepada Allah ia menghiba segenap hasrat yang sangat diidam-idamkan….namun setelah beberapa ketika menadah doa, Tuhan yang Maha Kaya masih belum mengkabulkan permohonannya…. hamba itu kecewa lantas mulai meragukan janji Tuhannya…..

Pernahkah anda merasakan ini wahai sahabat sekalian? Sejujurnya….saya juga pernah punya perasaan itu. Ketika itu tidak ada lain yang terlintas melainkan istighfar sing akeh-akeh (istighfar yang banyak).

Lantas bagaimanakah seseorang harus memaknai doa? Persoalan ini benar-benar memburu batin saya….tiba-tiba , saya teringat kisah Nabi Zakaria yang permohonannya dikabulkan Allah setelah 60 tahun lamanya berdoa….saya terkenang-kenang kisah Nabi Musa yang dikabulkan doanya setelah 40 tahun memohon demi keruntuhan Fir’aun

Dalam kisah-kisah para nabi ini seharusnya ego kita hancur lebur dalam kepasrahan ketika berdoa. Betapa tidak layaknya kita menuntut Allah untuk segera mengabulkan doa….sedang kita setiap hari tanpa jemu, tanpa kita sedari menapak noda menambah dosa….sedangkan para nabi yang terbebas dari sebarang dosa malah tak henti-henti berdoa…

Rasulullah s.a.w pernah bersabda:

“Doa seseorang senantiasa dikabulkan selama dia tidak menyandang dosa, atau memutuskan silaturrahim, dan selama dia tidak terburu-buru.” Rasulullah s.a.w ditanya, “Ya Rasulullah, apakah makna terburu-buru?” Rasulullah s.a.w menjawab, “Dengan si pendoa mengucapkan ‘aku telah berdoa tapi belum juga dikabulkan’ sehingga dia berasa jengkel lalu tidak mahu berdoa lagi.” (HR Bukhari dan Muslim).


Seorang pendoa sering kali memperlakukan Allah seperti ‘pelayan’ yang dapat memenuhi kehendaknya sesegera mungkin….seorang pendoa menjadi seperti seorang hamba yang memaksa Tuannya untuk meluluskan setiap keinginannya. Sahabat sekalian, layakkah sebuah permintaan kepada Ar-Rahman diekspresikan secara tergesa-gesa seraya memaksa? ketahuilah….Dia sangat merindukan pendoa yang larut dalam penantian yang panjang.

Dalam sebuah hadis Qudsi dan sebuah firmanNya, Allah berkata kepada para malaikat:

“Disebelah sana ada hambaKu yang fasik banyak berbuat dosa, berdoa kepadaKu. Penuhi permintaannya dengan segera! Kerana Aku sudah jera mendengar suaranya. Di tempat yang lain, ada seorang hambaKu yang soleh sedang berdoa kepadaku. Tangguhkan permintaannya! Kerana Aku senang mendengar rintihannya.” (oleh: KH Jalaluddin Rakhmat)

“Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka (jawablah) bahawasanya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaKu, maka hendaklah mereka memenuhi (segala perintah) Ku dan beriman kepadaKu, agar mereka selalu dalam kebenaran.” (Al-Baqarah: 186)


Maka dengan ini, terdapat dua perkara yang boleh dicermati. Pertama, tidak ada doa yang tidak akan dimakbulkan, kalau pun tidak ia akan diganti dengan sesuatu yang lebih baik daripada yang dipinta. Hanya soal cepat atau lambat mengikut waktu yang ditetapkan. Tapi sudah tentu….pengecualian bagi para pendoa yang tidak menjalankan perintahNya,yang tidak bernaung dalam iman kepadaNya sebagaimana yang disebut dalam firman di atas.


Kedua,doa si pencinta….hakikatnya Allah menuntut rasa cinta kita padaNya. Bukan sederet keperluan yang kita senaraikan untuk ditunaikan. Doa yang seharusnya adalah doa yang disulami rasa penghambaan. Hanya melalui ini, seorang pendoa menjadi sabar dan ikhlas. Mereka menjadi pencinta yang rindu akan Robnya dimanapun ia berada….mereka berdoa ketika suka dan duka, ketika sempit mahupun lapang,ketika miskin mahupun kaya, dalam senyum mahupun deraian air mata…..Merekalah tuan punya rintihan yang sangat disenangi oleh yang Maha Kuasa.

0 comments: